Senin, 28 Januari 2013

Subhanallah




مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة


Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

---


Kalau ada yang tiba-tiba merasa blog ini terlalu agamis, mungkin kebetulan aja ya, diambil sisi positifnya aja. Sebenarnya semua agama mengajarkan yang baik, Alhamdulillah karena saya beragama Islam, jadi kalau ada pesan baik dari agama yang saya anut, tentu akan saya bagikan. Kita semua tentunya sudah cukup dewasa untuk bisa memilih dan memilah yang baik dan yang buruk untuk diri kita.


Sebenarnya apa yang mau saya share disini, kali ini, semua serba kebetulan. 


Kebetulan kemarin sedang ramai gosip tentang beberapa artis yang ditangkap karena terlibat narkoba, hari ini 5 diantaranya dinyatakan bersih, hanya terbawa-bawa karena sedang kumpul-kumpul bersama artis lain yang memakai narkoba.


Kebetulan juga dapat majalah muslim edisi Juni 2012 lalu, gratisan dari salah satu butik pakaian muslim. Cover majalahnya salah satu artis yang dikenal suka berpakaian seksi dan cukup kontroversial.


Jujur memang agak sedikit kaget dan berpikir "Apa ga salah memilih cover majalah, kok artis ini?"


Tapi terus berpikir, ga mungkin memilih artis ini kalau ga ada alasan yang baik, dan ternyata betul, isinya bagus, singkat tapi bisa menarik beberapa kesimpulan untuk bahan renungan. Subhanallah, saya rasa tujuan dari Majalah ini selain untuk hikmah pembacanya adalah juga untuk mengajarkan, Islam itu agama yang baik, yang tidak menilai seseorang dari penampilan luarnya saja, tapi dimulai dari hati.Bahwa setiap orang pasti memiliki sisi baik, dan kita harus belajar berpikiran positif dan terbuka sebelum menilai orang lain. Which i really want to learn.

Didalam majalah itu ada 3 kisah perempuan, 3-3nya sangat menarik untuk dibaca dan diketahui. Salah satunya si artis yang jadi sampul majalah itu sendiri, yang saya kutip hasil interviewnya digambar dibawah ini, mohon maaf tidak bermaksud lebih hanya sekedar share:



Sumber: Majalah HIJABSTAR Edisi Juni-Juli 2012


Kutipan itu membuat saya berpikir, mengingat, memang betul ya, kadang ada saat kita tidak sadar bahwa kita semakin jauh dari Allah, terutama ketika bersama orang-orang yang kita cintai, tapi secara sengaja atau tidak, menjauhkan kita dari Tuhan kita.

Bisa pasangan, bisa teman, bisa lingkungan. 

Ada saat-saat yang kalau saya ingat-ingat lagi, saya sadar, "Oh, itu alasan Allah memberikan ini, oh ini alasan Allah melakukan itu", pengalaman yang baik dan yang buruk semua pelajaran berharga untuk saya.

Kembali lagi ke Hadits Rasullah SAW diatas, saya merasa betul, efek dari bergaul dengan orang-orang yang memberi nilai positif bagi diri saya, dan yang memberi nilai negatif untuk saya.

Dulu Ummi (Ibu saya) sering bilang; "Fat, mencari teman itu harus hati2, kamu harus punya prinsip sendiri, jangan gampang terbawa pergaulan. Kalau teman nakal, walaupun kamu ga nakal, tapi bisa jadi  kamu di cap orang lain sebagai anak yang nakal juga, walaupun kamu ngga ngapa-ngapain"

Saya ingat dulu jaman SMP/SMA/Kuliah, pergaulan saya macem-macem, bergaul sama orang yang paling bandel paling nakal pun pernah. Tapi selama ada sisi positif yang bisa saya ambil dari orang tersebut, saya tidak terlalu ambil pusing omongan orang.

Dan mungkin orang yang pada saat itu melihat berpikir saya sama nakalnya dengan teman-teman pergaulan saya, padahal saya ya saya, bergaul dengan siapa saja, tapi Alhamdulillah, kalau ditanya apa saya pernah mencoba minum alkohol atau narkoba? Jawaban saya adalah: Tidak pernah.

Tapi orang menuduh kita macam-macam itu hal yang wajar, karena memang manusia itu melihat dari apa yang terlihat oleh mata mereka.

Suami saya juga sama, kalau dipikir lucu, Alhamdulillah merokok/mabuk-mabuk/memakai narkoba  pun engga, tapi menemani teman yang merokok sampai melinting ganja sudah pernah. Hahaha…

But that's life, masa muda itu memang mungkin masanya kita mencoba-coba, tapi bukan berarti mereka yang dulunya nakal tidak bisa berubah menjadi lebih baik. Bisa jadi mereka yang dulu kita tuduh  tidak baik sebenarnya sudah lebih baik dari kita. We never know, people change.

That is why saya mencoba untuk tidak men-judge siapapun disini, cuma hikmah yang saya ambil dari dua "kebetulan" itu adalah Manusia itu berubah, dan Maha Bijaksana Allah memberi kita banyak waktu untuk belajar dari kesalahan kita, dan memperbaikinya. Tapi hanya kita yang benar-benar mau berubah dan meminta-lah yang akan diberi petunjuk ke jalan yang benar.

"Aku jauh ENGKAU Jauh, Aku dekat, ENGKAU dekat"

Setiap manusia harus punya prinsip hidup yang kuat akan Tuhan-nya. Yakin bahwa Allah tidak akan selamanya memberi cobaan yang buruk untuk umatnya.

Kalau kita tahu jalan kita belum sempurna, dekatkan diri kita dengan Allah, minta petunjuk dan pertolongan HANYA kepada-NYA.

Bergaul dengan orang-orang yang mengingatkan kita akan hal yang baik. Jangan menunggu keajaiban datang dan tiba-tiba semua akan mudah, karena hidup itu memang tidak selalu mudah. Tapi kita harus terus maju.



sumber: quoted diary.me

Orang boleh saja memberi nasihat dan berbicara ini-itu, tapi semua kembali lagi ke individu itu tersebut. Apa dia siap untuk berubah? 

Masa muda memang masanya coba-coba, tapi apakah usia kita masih cocok untuk coba-coba?

Setiap langkah kedepan seharusnya bisa lebih baik dari apa yang sudah dibelakang kita, bukan? 

Berhenti menjadi jiwa yang lemah yang menganggap perubahan itu berat dan menyakitkan, malu kepada orang lain yang hidupnya lebih berat daripada kita, malu kepada Allah, begitu banyak kesempatan yang diberikan, begitu banyak yang kita sia-siakan hanya karena takut.

Padahal seharusnya kita hanya takut kehilangan Allah SWT.

---

For all of you, choose your friends wisely, respect yourself and respect your GOD is number ONE, if you should be with someone, make sure it brings out the best in you, and it brings out the best in him or her, too.

Amiin.

Jumat, 25 Januari 2013

Dreams

Today you share your dreams
and I see twinkles in your eyes…
Dreams that has become mine,
to make it real together…


To run, to catch, to fall, to raise…
To cry, to smile, to laugh, to be happy…

You and I…

A sentence that has become one.


I'll follow you everywhere.



***

Rabu, 16 Januari 2013

Tentang Ilmu kebaikan : The Moral of Every Stories

“Dan barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarah niscaya ia akan menerima pahalanya, dan barangsiapa yang melakukan keburukan sebesar biji zarah niscaya ia akan menerima balasannya.” (Qs. Az-Zalzalah: 7-8)

Beberapa waktu yang lalu, saya membaca update status seorang teman melalui akun socmed-nya, kurang lebih dia mengatakan bahwa saat ini banyak tokoh politik yang seperti beradu-adu melakukan aksi sosial ke jalan.

Tidak tahu apakah tujuannya karena kepedulian, atau karena ingin mencari simpati di pemilihan yang akan datang. Tapi yang patut dijadikan hikmah adalah fakta bahwa Kebaikan Itu Menular.


Bayangkan, satu orang melakukan kebaikan, kemudian yang lain tidak mau kalah, dan melakukan kebaikan lain, kemudian semua orang beradu-adu melakukan kebaikan...

Tanpa disadari semakin banyak hal positif yang dapat diterima oleh sekitar, karena kebaikan itu akan terus mengalir, dari satu pihak diteruskan ke pihak lain.

Seperti contoh dalam video yang sangat menyentuh ini tentang Kindness Boomerang

I really recommend you to watch. It's very touchy.

"People are basically kind, they just sometimes didn't think it matter to be nice"

Saya bersyukur karena dalam hidup ini saya banyak belajar dari apa yang terjadi di sekitar.

Saya beruntung karena dikasih kesempatan untuk belajar, memiliki kemampuan, dan mempunyai antusias, serta keingin tahuan tentang banyak hal.

Karena setiap hari banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran. Semua itu ilmu. 

Ilmu Hidup.

Semakin kemari saya semakin menyadari betapa saya mencintai ilmu, apapun bentuknya, apapun spesialisasinya, saya suka mencari ilmu.

That is why, meski masih jauh dari kata "expert", tapi saya mau terus berbagi ilmu itu, sedikit. atau banyak, setahu saya, disini atau di jejaring sosial lain yang saya punya.

Karena berbagi ilmu itu kebaikan, dan kebaikan itu menular.


Seperti yang tertulils di Al Quran:

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik utk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat maka (kerugian) itu untuk dirimu sendiri." (Q.s Al-Isra 17 : 17).

Semoga dari 1 hal kecil, bisa menjadi hal yang besar, dengan kesadaran dan kepedulian kita.

Sharing is caring, so share your kindness dear friends... believe it wont stop in you.


***

Silence KILL


Tell me,
Are we going to lose each other with these silence?



It started with silence, then ignorance, until we finally realised we are getting further apart.
Not because of the distance, but because of this silent we do.



You might not realised it now, but we all need each other.
It's always #us against the world.



We're talking, but i can't feel the love.
Why do i sense a lot of anger in your silence?



Was it me?
Do you hate me now?



Tell me how to break the silence?



I want to make a move.
Will you tell me if i did something wrong?



I don't want our relationship ends.


I love you too much.

Selasa, 15 Januari 2013

How Are You Feeling, Fatma?

I am feeling blessed.
Feeling grateful.
So grateful.
For every day there's always lessons to learn.

So, If you still sees me as I was 10 years ago, or maybe 5 years ago, or 1 year ago...
You shouldn't.
Because everyday, I am a new me.

Kamis, 10 Januari 2013

Being a Women, A Wife, and A Mother

Here's a thought.

Habis nonton infotainment lokal di salah satu stasiun TV, dan melihat liputan beberapa perempuan yang sedang hamil juga telah melahirkan.

Melihat kembali liputan perempuan-perempuan itu sebelum hamil, yang ada dikepala saya langsung, betapa melahirkan itu merubah segalanya dari seorang perempuan, betul-betul lahir batin.

Mulai dari hidup yang berubah total, dan yang paling terlihat jelas, fisik yang berubah.

I'm not saying it's bad, giving birth and having children is one of the great thing ever happen in a women's life , I personally wouldn't change a bit and never regret of having my children, pasti perempuan perempuan lain juga seperti itu.

Saya cuma mau bilang, It's a BIG commitment. Probably the strongest commitment a women ever have to do in life, jauh dibandingkan komitmen ketika memutuskan untuk menikah. True.

Gak perlu lah ya saya ceritakan kebahagiaan memiliki anak, karena apapun yang terjadi, kebahagiaan memiliki anak itu ga akan ada tandingannya. 

Tapi disini saya mau berbagi tentang perubahan, tentang fisik sebagian perempuan yang tubuhnya menjadi besar, atau menjadi semakin kecil (seperti saya), bekas luka pasca operasi caesar, kulit yang sensitif terhadap alat KB, perut yang membuncit, stretch-marked, rambut rontok, tidak ketinggalan perasaan tidak nyaman yang luar biasa ketika harus duduk dengan posisi kedua kaki terbuka lebar, saat kita harus diperiksa bagian dalam oleh dokter/suster melalui vagina, sampai beberapa hal yang mungkin tidak terlihat secara fisik, tapi sangat terasa. 

Beberapa yang dibilang orang sebagai pengorbanan, tapi disini menurut saya lebih tepat dibilang penyesuaian. 

Penyesuaian yang sangat-sangat drastis.

Perasaan yang asing.

Perasaan dimana rasa bahagia luar biasa tercampur dengan perasaan takut yang amat sangat.

Perasaan takut yang teramat sangat dalam menghadapi semua perubahan.

Perasaan kehilangan sekaligus perasaan lengkap.

Perasaaan kehilangan sebagian diri kita, lost in a new phase of being a mother, tapi juga merasa sangat lengkap dan sempurna memiliki anak.

Aneh, memang aneh. Sama anehnya seperti sistem hormon dan emosi dalam tubuh ini yang naik-turun tanpa bisa kita kontrol.

Saya bahkan ga pernah membayangkan bisa merasakan dua hal yang sama sekali berlawanan, yang keduanya sama kuat, dan bisa ada.

Saat dimana eksistensi kita ada di dunia ini bukan lagi hanya untuk diri kita sendiri, tapi karena ada mahluk lain yang sangat bergantung pada kita sebagai Ibu. Disaat kita saja belum sempurna mengurus diri sendiri & suami.

Saat dimana hak kita untuk memikirkan diri sendiri jadi terkesan sangat egois.

Beberapa hal yang mungkin akan sangat sulit dimengerti oleh para suami, antara lain adalah rasa trauma untuk berhubungan intim setelah melahirkan.

Banyak suami yang mengeluh karena pasangan tidak mau berhubungan intim setelah melahirkan, padahal sudah melewati 40 hari yang dalam Islam sudah boleh berhubungan lagi.

Dear husband, if only you knew what we're going through... what kind of feelings we encountered... 

Trauma rasa sakit saat melahirkan, takut hamil lagi, sampai memang murni merasa tidak bergairah untuk berhubungan intim. Bisa karena hormon, terlalu letih mengurus anak, sampai pikiran bahwa, semua itu tidak penting lagi. It happen.

Perasaan ingin lebih dimengerti oleh suami, perasaan tidak adil karena merasa sebagai pihak yang lebih banyak melakukan penyesuaian dengan kehadiran anak, sementara suami tidak mengalami perubahan hormon apapun.

Faktanya, walaupun sudah punya anak, secara fisik pria tidak kekurangan sesuatu apapun dalam dirinya, hormon tetap ada dan berjalan seperti biasanya, kebutuhan akan seks pun tetap sama, tidak seperti pada perempuan, dimana kebutuhan akan seks seakan jadi terkalahkan oleh perasaan takut akan rasa sakit yang dialami para perempuan.

Ada yang sampai berpikir, lebih baik tidak usah berhubungan intim daripada harus merasakan sakit apalagi sampai hamil lagi.

Belum lagi untuk perempuan yang bekerja, baik mereka yang bekerja karena keharusan membantu keuangan keluarga, sampai yang memang bekerja karena tetap ingin berkarier.

Ini masalah cita-cita, kebutuhan perempuan untuk bisa tetap berkarier dan membangun mimpinya dalam pekerjaan.

Hampir bisa dipastikan, sebagian besar anak tidak merasa terlalu kehilangan kalau ayahnya pergi bekerja, tapi ketika ibunya yang harus bekerja, rasanya seperti kehilangan pegangan, rasa takut yang luar biasa karena selama cuti hamil, ibu sangat dekat dan bisa dibilang tidak pernah meninggalkan anaknya.

Dari kejadian itu saja sudah tak terbayangkan perang batin yang luar biasa untuk si Ibu, meninggalkan anak bekerja, mempercayakan hartanya yang paling berharga kepada orang lain, membayangkan tangisnya, memikirkan susunya, makannya, memikirkan sejuta kekhawatiran terjadi apa-apa pada sang anak. Menangis di toilet kantor saat memompa ASI.

Rasa bersalah yang begitu dalam sampai-sampai ketika pulang kerja, SELETIH APAPUN, yang ingin kita lakukan hanyalah segera menggantikan waktu untuk mengurus mereka yang terbuang saat kita tinggalkan bekerja. Bukan lagi memikirkan menghabiskan waktu yang tersisa untuk diri sendiri, apalagi untuk suami. Pikiran dan tenaga seakan sudah habis terpakai untuk memikirkan masalah anak dan pekerjaan dikantor. Masih ingat dan bisa makan dengan tenang dirumah saja sudah bagus.

Terkadang, tanpa disadari, kebutuhan dan prioritas kita sebagai perempuan jadi bergeser, sedangkan kebutuhan suami tetap ada, dan bahkan bisa semakin besar ketika tidak terpenuhi. 

Sehingga terjadi perbedaan respon saat suami mengajak berhubungan intim, kita menolak atau berpikir bahwa yang ada dipikiran mereka hanya itu saja, sedangkan yang ada dipikiran suami adalah mereka sudah bersabar menunggu kesiapan kita, dan seharusnya kita tidak punya alasan lagi untuk menolak.

Keadaan ini terus berlanjut karena masing-masing merasa sebagai pihak yang paling mengerti.

Ini terjadi betul-betul. 

Tolong jangan dikaitkan apa yang saya tulis di blog ini selalu masalah pribadi saya, karena apa yang menginspirasi cerita saya di blog ini bisa dari banyak hal yang saya lihat, saya baca, saya dengar, dan saya rasa.

Saya memang "sempat" mengalami beberapa dilema ini, tapi entah karena saya tipe yang terlalu banyak menganalisa, saya cepat menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi tentang ini. 

40 hari atau setelah Nifas selesai, saya mencoba berempati terhadap kebutuhan suami, setidak adil apapun saya merasa keadaan ini untuk seorang perempuan, saya berusaha untuk berpikir sesering mungkin bahwa ini memang sudah kodrat saya sebagai seorang perempuan.

Terkadang berhasil membuat saya menerima keadaan dengan lebih sabar, terkadang mengucurkan airmata dan terkadang merasa masa bodo dan sesekali berhak untuk egois. Which is ok, we're only human after all, but only some time, not all the time ya.

Menurut saya, sebesar apapun keinginan kita sebagai perempuan untuk memperoleh keadlilan, persamaan hak dan kewajiban, faktanya kita memang harus berbeda. sedari lahir fisik saja sudah berbeda.

Bukan salah suami juga mereka memiliki kebutuhan biologis, itu sudah sistem yang mengalir ditubuhnya. Kalau perempuan bisa mengeluarkan hormon berlebih melalui menstruasi, melalui memberi ASI. Suami hanya bisa mengeluarkan kebutuhan itu dengan seks. Belum lagi kalau dibayangkan penelitian yang mengatakan berapa banyak dalam sehari pria memikirkan tentang seks, bisa dibayangkan sudah berapa lama hasrat itu tertumpuk sambil menunggu masa Nifas istri selesai.

Bukan salah suami bahwa yang harus hamil & melahirkan itu perempuan, begitu juga dengan efek samping yang terjadi setelahnya. Mungkin kalau hidup ini bisa bergantian, kita bisa menuntut mereka untuk bergantian hamil dan melahirkan, tapi kan tidak mungkin.

Entah itu kebetulan atau keberuntungan, peran paling "nyata" suami atas kehamilan ya memang mendonorkan spermanya. Itu saja. Peran penting suami lainnya hanyalah berusaha supportif dan menerima kehamilan istri lengkap dengan perubahan emosi dan fisiknya.

Salah satu hal yang membuat saya memberanikan diri untuk melawan rasa takut untuk berhubungan intim lagi dengan suami setelah nifas adalah ketika membaca satu artikel tentang seks di salah satu majalah yang saya sendiri sudah lupa apa, tapi kalimatnya yang paling saya ingat, yaitu bagian yang mengatakan "gairah seks perempuan yang menurun setelah melahirkan itu merupakan hal yang normal,  tapi gairah ini bisa benar-benar hilang apabila pasangan tidak tidak berusaha melakukan sesuatu untuk mengembalikannya".

Secara akal sehat, kalimat itu masuk dilogika saya, sama seperti rasa sayang yang tidak dipupuk, semakin lama akan semakin pupus. Saya berpikir, mungkin kalau saya berusaha menghidupkan kembali kebutuhan biologis saya, lama kelamaan semua akan kembali seperti dulu, dan ini berhasil, bahkan bisa jadi lebih baik dari sebelumnya, asalkan kita bisa mencari solusi untuk membuang kekhawatiran kita, supaya resiko-resiko yang kita takuti tidak terjadi..

Caranya bisa berbeda bagi tiap pasangan, oleh karena itu yang terpenting adalah benar benar berniat untuk membuat hubungan kembali harmonis dengan pasangan. 

Yang perlu dilakukan oleh suami juga menunjukan sikap pengertian yang luar biasa dan berusaha memposisikan diri sebagai istri, termasuk membayangkan rasa sakit yang dialami perempuan saat melahirkan. Like really try to imagine.

Semakin kemari, saya menyadari bahwa membangun hubungan tentunya perlu proses dan niat. Tapi jujur, rasa sayang dan komunikasi sangat penting dalam melewati masa-masa ini. Karena ketika kita menyayangi dan mencintai pasangan secara tulus, segala sesuatu walaupun yang terberat tidak akan terasa seperti pengorbanan, saya sadari ini sebagai proses pematangan hubungan antara suami & istri.

Reward-nya pun tidak terhingga.

---
Kalau diingat kembali, Maha Adil Allah menciptakan seorang anak untuk pasangan suami-istri, karena tanpa anak, entah akan ada berapa perceraian yang terjadi di dunia ini. Laki-laki yang mencari wanita lain, wanita yang merasa bisa hidup mandiri tanpa bergantung pada suami, dan banyak masalah-masalah RT yang lain.

Karena anak, banyak hubungan bertahan, pasangan mencoba untuk memperbaiki rumah tangga mereka, mau belajar melihat kekurangan sendiri sebelum melihat kekurangan pasangan, dan banyak yang berhasil menumbuhkan kembali rasa sayang yang mungkin sebelumnya hilang.

Membangun rumah tangga dengan perasaan saling mengerti, saling membantu, saling menjaga, saling menghormati.

Karena anak juga banyak hubungan yang bertahan, orang tua yang berpikir, bahwa kebahagiaan mereka, bukanlah yang terpenting saat ini, tapi kebahagiaan anak untuk memiliki keluarga yang utuh adalah segalanya.

No one ever said it's easy, hanya pasangan betul betul mau berusaha yang berhasil melalui semua rintangan dan perbedaan dalam rumah tangga. Saling menutup kekurangan. Aib suami, adalah aib kita juga.

Menjadi pribadi yang baik, untuk masa depan anak, titipan  Allah.

Friday, 11 Januari 2013,
Beruntung dan bersyukur.

Jumat, 04 Januari 2013

I Got Lucky

There are so many things i want to share tonight, but first, let me tell you how happy i am that, finally, after a quite hectic weeks, me & my husband were able to go on a date again tonight, just the two of us, without kids, yeayy!! (Yesss, we got the nannies. Let's hope that they will last long, amin. )

We talked about so many things tonight, i almost forgot how good it is to discuss everything with him. 

I always enjoy the time we can talk about what happen in our life, around us, dreams, fear, agree or disagree, we share a lot of point of view n made some conclusion, and there are always a lesson to learn. 

While we talked, i realised that not every couple can experience what we had, what we share, some are too busy to listen to each other, some got busy with their own.

Then i said to him "i got lucky."and he said "No, I got lucky."

That's it.
We just stare at each other, not a word, 
But i know exactly i'm in the right place, 
Right there,
With his hand holding mine, as i laid my head in his arm. 
Saved.

Alhamdulillah.

Kamis, 03 Januari 2013

Never Ending "You"

You,
Were very typical, 
Going on and on and on about the same thing, 
Which have only 1 conclusion; 
I need and want to be the center of attention.

You,
When will you realized,
Not everything is all about you, 
or have you forget, where you once before now? 

You,
You were once like me, 
Question is; 
Have you done as good as you wish right now? 

You, my darling you...
Sometimes I'm so sick of you.

Tell Me What Love Is



"You can not save people, you can only love them"

Then i think,

Yeah, I would,

But tell me, how could we love someone and not wanting to save them?

Anybody?


***

Selasa, 01 Januari 2013

My Feelings. Affirmative.

I'm sorry, I guess??

If I ever hurt your feelings,
When all I know it's how I show I cared.

Let's just stop hurting each other, of who's right or wrong.

I am in peace.

Let #us move on...

I will forever keep our memories,
As a wonderful part in my earlier life,
And never the less, pray that you get what you deserved.

For I don't know what it is,
But Allah knows.

Allah knows best.

Best pray,
gwlos

Resolution 2013 (Revised)

Do we really need to make a resolution?


Did you guys remember yours last year?



I certainly don't. haha!



It gets me thinking, many of us fussing about their new year resolutions, but then after 3-4 months, they didn't remember about it at all, and suddenly year end is about to come, but yet, they are back to the "go with the flow" phase. O'owwwww! *giggles*



But it's fun though, to make a new year resolution. 



It can motivate us, or at least, makes us excited to see the upcoming days, making plans... 



I think some how new year gets us.



It gets us think of what has been done, what hasn't, what went wrong, what should we do to make things better, and so and so and so...



It makes us hopes... certainly! 



Anyway, since this blog is the longest commitment i have ever had with writing, i am going to write down all my plans for 2013 here in my blog. 



I don't want to be the "go with the flow" anymore 



I want to be the "MAKE IT HAPPEN"



SO, here are my NY Resolution, some of it are GENERAL PLANS ad some are more DEPTH, here we go;


  • Make peace with my mind, why? Because i tend to over think of all the things that i shouldn't be worry. Specially letting go of things that are still unsolved in my life. But then i realised that some things are better left in a "grey mystery" and i should just move on and think forward. A.S.A.P! 
  • Seriously make an effort to get close to Allah SWT, either by Shalat, Read Qur'an, or alms.
  • Balancing my life in: Family, Work, Friends, and my own time
  • Improve my time management
  • Focus on my business plan, i should have a concrete info & calculations at least by this first quartile (REMINDER!)
  • More time to teach my children; Shaulla & Danish 
  • NEVER POSTPONED WHAT YOU CAN DO TODAY UNTIL TOMORROW
  • Make time to meet my Ummi & Abah and check on how they're doing
  • Have my own website, to help me write more and get it out of my system.
  • Learn how to produce an insert, and new program for my radio show
  • Finish all the books i bought. NO MATTER HOW!!
Oh my Gosh, now that i wrote it i just realised that i have too many plans for 2013!!! *Screams*

Now i'm positively believed i should def write down all my plans here, to help me remember. (Continue)
  • DO SPORTS!! Jogs, Fitness, Swim, Aerobic, Bike, whatever!! I really need to exercise. 
  • Lengthen my hair, do at least once in 2 week of hair & body spa.
  • Commit on my face treatment. *yawn*
  • Use make up on necessary event
  • Focus on what's priority and urgent
  • Eat healthy, drink water every 15 minutes and consume more apples
  • Always write what u need, and DO IT! Make it happen!
Hah!! *Crossed-finger*

I have to make sure at least 70% of my plan were working well.


So, what are your 2013 resolution, folks?



C'mon, It's fun!


I'll be checking soon okay!!

xoxo,
gwlos